Siswa Yang Akan Berhasil Dalam Pembelajaran Di Kelas

Kembali pada dua jenis mindset sebagaimana dikenalkan oleh Carol Dweck yakni growth mindset dan fixed mindset.

Growth mindset adalah sebuah pandangan atau keyakinan bahwa kecerdasan dan kualitas lain, kemampuan, dan bakat dapat dikembangkan dengan usaha, belajar, dan dedikasi.

Fixed mindset beranggapan bahwa kecerdasan dan kualitas lain, kemampuan, dan bakat seseorang itu merupakan bawaan dari lahir dan tidak dapat dikembangkan secara signifikan.

Pengaruh dari mindset yang diyakini seseorang terhadap perkembangan kehidupan selanjutnya adalah bahwa seseorang dengan growth mindset akan menikmati proses belajar, menyukai tantangan, bekerja keras, tidak menyerah pada keadaan, dan tidak berhenti di tengah jalan dalam perjuangannya.

Ketika menghadapi rintangan atau masalah, orang dengan growth mindset akan tetap tegar dan berusaha untuk mengatasinya, mencari alternatif lain dan tetap fokus pada tujuan, tidak menyerah sebelum tujuan tercapai.

Bagi orang-orang dengan growth mindset ini, umpan balik (feedback) adalah anugerah dan karenanya akan diterima dengan senang hati, kesalahan adalah sebuah pelajaran baru yang dijadikan acuan untuk memperbaiki keadaan.

Sebaliknya, orang dengan fixed mindset lebih mudah putus asa, merasa dirinya tidak berharga ketika “gagal” mencapai sesuatu.

Bagi orang dengan fixed mindset ini, kegembiraan dan kesedihan datang begitu cepat. Mereka akan merasa gembira jika berhasil mencapai sesuatu yang diinginkan, tetapi merasa sangat sedih ketika gagal mencapai sesuatu.

Ketika berhasil menjalani sesuatu, orang ini akan merasa sangat bangga bahwa dirinya mendapatkan anugerah yang hebat, merasa lebih hebat daripada orang-orang yang berada di bawahnya. Ketika gagal, orang ini akan merasa tidak berbakat, tidak punya kemampuan, tidak beruntung sebagaimana orang lain.

Akibatnya, orang ini enggan berusaha memperbaiki keadaan, menyerah pada keadaan, tidak punya gairah dalam hidup, frustrasi berkepanjangan.

Orang ini tidak suka tantangan karena akan merasa malu jika gagal menghadapi tantangan dimaksud, lebih suka berada pada zona nyaman di mana dia berada sekarang, tidak mau mengambil resiko.

Dalam buku The Growth Mindset Coach: A Teacher’s Month by Month Handbook for Empowering Students to Achieve (2016), Annie Brock dan Heather Hundley menyebutkan: “Teaching Is a Practice, Not a Pefection.”

Apa yang diungkapkan dengan “Quote” ini adalah bahwa dalam proses belajar, latihan-latihan itu lebih penting daripada hasil akhir.

Kita para guru juga sudah dikenalkan pada istilah dalam pembelajaran, yakni: “proses sama pentingnya dengan hasil”.

Menurut Annie Brock dan Heather Hundley, growth mindset sangat menekankan proses di atas kesempurnaan. Anda tidak akan memiliki growth mindset yang tak tergoyahkan atau rencana yang sangat mudah untuk mengembangkan growth mindset orang lain.

Semua harus berproses! Tetapi mereka memberikan cara terbaik untuk mengetahui bahwa Anda memiliki growth mindset? Yakni ketika Anda masih menganggap diri Anda sedang mengerjakan pekerjaan yang sedang berjalan. Jadi, Anda tetap menjalani proses hingga tujuan benar-benar tercapai!

Mindset Guru Berpengaruh Pada Mindset Siswa

Ketika Anda sebagai guru mengembangkan growth mindset di kelas dan membangun growth mindset bersama seluruh siswa di kelas, maka siswa Anda pun akan melakukan hal yang sama. Mereka juga akan mengembangkan growth mindset.

Ingat: kebiasaan memiliki kekuatan untuk mengubah perilaku.

Kelas yang dibangun dengan growth mindset akan menghasilkan siswa yang selalu siap menghadapi tantangan, memiliki etos kerja yang kuat, memiliki gairah belajar yang tinggi, pantang menyerah, tekun dan lebih fokus pada tujuan yang ditetapkan.

Mereka akan menjadi pribadi yang jujur, bekerja keras, tidak mengambil jalan pintas apalagi dengan jalan yang tidak benar! Hasilnya: kelas Anda akan menghasilkan siswa yang lebih berprestasi.

Kembali ke bagian awal tulisan, KLIK untuk membaca …

0 comments… add one

Tinggalkan Balasan

Essential SSL