Dalam Pembelajaran Kuantum kita mengenal “The Eight Keys of Excellences” (Delapan Kunci Keunggulan).
Kedelapan kunci keunggulan itu meliputi: integrity, failure leads to success, speak with good purpose, this is it, commitment, ownership, flexibility, balance.
Jika diindonesiakan, kunci-kunci itu menjadi: integritas, kegagalan awal kesuksesan, bicaralah dengan niat baik, hidup di saat ini, komitmen, tanggung jawab, sikap luwes, keseimbangan.
Untuk memudahkan ingatan, saya menggunakan mnemonik begini: IGAS BICARA DI KOTA SILUMBANG (Integritas, Gagal awal sukses, Berbicara dengan niat baik, Hidup di saat ini, Komitman, Tanggung jawab, Sikap luwes, Keseimbangan).
Integritas: Bersikap jujur, tulus, dan menyeluruh. Orang yang memiliki integritas pribadi selalu menyelaraskan nilai-nilai dengan perilakunya.
Kegagalan Awal Kesuksesan. Kegagalan hanalah memberikan informasi yang dibutuhkan untuk sukses. Kegagalan itu tidak ada, yang ada hanyalah hasil dan umpan balik. Semuanya bisa bermanfaat apabila kita tahu cara menemukan hikmahnya.
Bicaralah dengan Niat Baik. Selalu berbicara dengan pengertian positif dan bertanggung jawab untuk komunikasi yang jujur dan lurus. Hindari gosip dan komunikasi berbahaya.
Hidup di Saat Ini. Pusatkan perhatian pada saat sekarang, dan manfaatkan waktu sebaik-baiknya. Kerjakan setiap tugas sebaik mungkin.
Komitmen. Penuhi janji dan kewajiban; laksanakan visi yang telah ditetapkan. Lakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Tanggung jawab. Bertanggung jawab atas apa yang telah kita lakukan.
Fleksibel. bersikap terbuka terhadap perubahan atau pendekatan baru yang dapat membantu diri kita memperoleh hasil yang diinginkan.
Keseimbangan. Jaga keselarasan pikiran, tubuh, dan jiwa. Sisihkan waktu untuk membangun dan memelihara tiga bidang ini.
Apabila dicermati, kunci-kunci di atas sesungguhnya merupakan inti dari pembentukan pribadi yang berkarakter.
Oleh karena itu apabila kita bisa mengajarkannya kepada siswa sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari, maka siswa kita sesungguhnya telah menjadi pribadi yang berkarakter.
Pribadi yang demikian tentunya tidak akan mudah terombang-ambing oleh keraguan dalam menyikapi kehidupan.
Pribadi yang memiliki sifat terpuji, tidak mudah menyerah ketika mengalami kegagalan, bicaranya santun tanpa menyakiti hati orang lain, cepat bertindak dan berbuat maksimal.
Memiliki komitman yang tinggi, bertanggung jawab, bersikap luwes, dan memiliki keseimbangan dalam kehidupan, baik lahir batin, dirinya dan diri orang lain, hak dan kewajiban, dan lain-lain.
Lihatlah, bukankah sikap-sikap yang disebutkan di atas adalah sikap-sikap hidup yang memang kita harapkan dimiliki oleh bangsa kita?
Sebab itu jika kita mampu membangun suasana pembelajaran yang kondusif bagi teramalkannya kunci-kunci keunggulan di atas, maka kita akan memiliki murid-murid yang cerdas secara utuh, berkarakter, sekaligus berdaya saing.
Cara Mengajarkan Kunci Keunggulan
Bagaimana mengajarkan kunci-kunci keunggulan di atas? Pembelajaran yang paling efektif adalah melalui keteladanan.
Guru hendaknya bisa menjadikan dirinya sebagai model bagi para siswanya sehingga mereka bisa mengikuti perilaku terpuji yang ditunjukkan oleh guru-gurunya.
Cara berikutnya adalah dengan memperkenalkan ini melalui cerita dan perumpamaan. Akhirnya, kunci-kunci ini harus diterapkan ke dalam kurikulum guru (hidden curriculum).
Berikut adalah contoh mengajarkan Delapan Kunci Keunggulan kepada Siswa.
Integritas. Integritas berarti mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran.
Seseorang yang memiliki integritas pribadi akan tampil penuh percaya diri, anggun, tidak mudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya hanya untuk kesenangan sesaat.
Siswa yang memiliki integritas lebih berhasil ketika menjadi seorang pemimpin, baik pemimpin formal maupun pemimpin nonformal.
Untuk mengajarkan integritas ini, guru perlu mengajak diskusi dengan para siswa mengenai tokoh-tokoh yang bisa diteladani, para pahlawan bangsa, dan contoh-contoh perilaku yang kontraproduktif dengan pembangunan integritas pribadi ini sehingga harus dihindari.
Guru harus juga selalu menjaga satunya perkataan dan perbuatan, menepati janji, dan tegas dalam mengambil dan mengamankan keputusan yang dibalut dengan sikap ramah dan terpuji.
Sekali waktu siswa perlu diberi kesempatan untuk memimpin diskusi guna pengambilan keputusan penting bagi kemajuan kelas, dan memastikan bahwa hasil keputusan kelas benar-benar dijalankan oleh seluruh kelas.
Kegagalan Awal Kesuksesan. Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan, entah besar entah kecil.
Namun orang yang selalu bangkit dari kegagalannya dengan mau mengambil pelajaran dari kegagalannya itu untuk mencapai keberhasilan, dialah sebenarnya orang yang telah berhasil.
Kebanyakan orang cenderung melihat keberhasilan seseorang dari hasil akhir tanpa menelusuri proses menjadi berhasil. Kita mudah terpana apabila melihat orang-orang sukses.
Padahal, orang-orang itu dulunya sebetulnya juga pernah (bahkan mungkin sering) gagal. Seorang pelawak yang terkenal sekarang ini, pasti pernah mengalami kegagalan sebelum mencapai kesuksesannya yang sekarang.
Nah, dengan memahami kegagalan awal kesuksesan, para siswa akan tetap bersemangat dalam menghadapi kehidupan meskipun berulang kali mengalami kegagalan.
Salah satu ciri kecerdasan emosional adalah bahwa ia akan tetap tegar menghadapi kegagalan, segera bangkit dan berjuang demi menuju keberhasilannya.
Perlu dipahami bahwa kegagalan memberikan informasi yang dibutuhkan untuk berhasil. Kegagalan sesungguhnya tidak ada, yang ada hanya hasil dan umpan balik.
Semuanya dapat bermanfaat jika kita tahu cara menemukan hikmahnya.
Itulah contoh yang dapat diajarkan kepada siswa. Yang lain dapat dilakukan sendiri. Guru memang harus kreatif agar bisa memberikan yang terbaik demi keberhasilan pendidikan para siswa.