Merancang Pembelajaran Yang Mencerdaskan

Selama ini banyak guru beranggapan bahwa kecerdasan siswa adalah apa yang diperolehnya ketika berhasil menjawab soal-soal ulangan mata pelajaran tertentu di sekolah dengan baik dan mendapatkan nilai tinggi.

Misalnya, anak-anak yang mendapat nilai 10 pada ulangan matematika atau bahasa dikatakan anak cerdas. Sementara anak-anak yang mendapatkan nilai kurang dari 5 pada mata pelajaran tersebut dikatakan tidak cerdas atau bodoh.

Padahal, anak-anak yang mendapatkan nilai di bawah 5 tersebut justru menjadi bintang lapangan di sekolahnya, menjadi juara menari di tingkat kecamatan, nilai keterampilannya selalu di atas 8.

Atau mereka dapat menghafalkan lirik-lirik lagu dengan mudah dan menyanyikannya dengan menakjubkan.

Apa yang bisa kita lakukan agar anak-anak yang mendapat nilai kurang dari 5 untuk matematika atau bahasa tetapi mendapat nilai tinggi untuk bidang-bidang yang lain tersebut juga dapat berhasil dalam mata pelajaran matematika atau bahasa?

Sesungguhnya, anak-anak dengan kemampuan luar biasa di bidang selain matematika dan bahasa tersebut adalah juga anak-anak cerdas. Mereka cerdas dengan bidang garapan yang berbeda dari jenis kecerdasan kelompok yang disebutkan pertama.

Dalam kehidupan di masa depan, apabila mendapatkan perlakukan yang tepat, orang-orang ini juga dapat sukses. Bahkan, dengan perlakukan yang tepat, anak-anak dengan jenis kecerdasan yang “berbeda” ini juga dapat meningkatkan prestasinya dalam bidang matematika dan bahasa.

Agar kita para guru dapat membantu siswa mendapatkan hasil terbaik dari pengembangan potensinya di sekolah, pertama-tama kita perlu meng-update wawasan kita tentang kecerdasan.

Menurut Howard Gardner, kecerdasan yang dapat diukur dengan instrumen psikometrik standar tidak hanya satu macam. Ada jenis kecerdasan lain selain matematika atau bahasa.
Kecerdasan-kecerdasan yang beragam tersebut oleh Gardner disebut sebagai kecerdasan ganda (multiple intelligences).

Berikut adalah jenis kecerdasan ganda sebagaimana dikemukakan oleh Howard Gardner:

Visual-Spasial. Berpikir dalam ruang fisik, seperti halnya arsitek dan pelaut. Sangat sadar lingkungan mereka. Mereka suka menggambar, melakukan jigsaw puzzle, membaca peta, melamun.

Mereka dapat diajarkan melalui gambar, citra verbal dan fisik. Alat termasuk model, grafik, bagan, foto, gambar, pemodelan 3-D, video, konferensi video, televisi, multimedia, teks dengan gambar/bagan/grafik.

Kinestetik-jasmani. Menggunakan tubuh secara efektif, seperti penari atau dokter bedah. Ingin rasa kesadaran tubuh. Mereka ingin gerakan, membuat sesuatu, menyentuh.

Mereka berkomunikasi dengan baik melalui bahasa tubuh dan diajar melalui aktivitas fisik, tangan-on belajar, bertindak keluar, bermain peran. Peralatan meliputi peralatan dan benda-benda nyata.

(Bersambung, KLIK untuk membaca …).

0 comments… add one

Tinggalkan Balasan

Essential SSL