Berikut adalah jenis kecerdasan lain yang termasuk di dalam multiple intelligences sebagaimana ditulis Howard Gardner.
Musik. Menunjukkan kepekaan terhadap irama dan suara. Mereka mencintai musik, tapi mereka juga sensitif terhadap suara di lingkungan mereka. Mereka dapat belajar lebih baik dengan musik di latar belakang.
Interpersonal. Pemahaman, berinteraksi dengan orang lain. Siswa-siswa belajar melalui interaksi. Mereka memiliki banyak teman, empati terhadap orang lain, jalan cerdas. Mereka dapat diajarkan melalui kegiatan kelompok, seminar, dialog.
Intrapersonal. Pemahaman seseorang kepentingan sendiri, gol. Ini peserta didik cenderung menghindar dari orang lain. Mereka selaras dengan perasaan batin mereka, mereka memiliki kebijaksanaan, intuisi dan motivasi, serta kemauan yang percaya diri, kuat dan pendapat.
Linguistik. Menggunakan kata-kata secara efektif. Ini peserta didik telah sangat berkembang keterampilan pendengaran dan sering berpikir dalam kata-kata. Mereka suka membaca, bermain permainan kata-kata, membuat puisi atau cerita.
Logis-Matematis. Penalaran, menghitung. Pikirkan secara konseptual, abstrak dan mampu untuk melihat dan menjelajahi pola dan hubungan. Mereka suka bereksperimen, memecahkan teka-teki, mengajukan pertanyaan kosmik.
Mereka dapat diajarkan melalui logika, penyelidikan game, misteri. Mereka perlu belajar dan membentuk konsep sebelum mereka dapat menangani rincian.
Naturalis. Memelihara dan menghubungkan informasi kepada alam sekitar. Contohnya termasuk bentuk-bentuk alam seperti mengelompokkan spesies hewan dan tumbuhan dan batuan dan jenis gunung, dan pengetahuan alam diterapkan dalam pertanian, pertambangan, dan lain-lain
Eksistensial. Kemampuan untuk merenungkan fenomena atau pertanyaan di luar data indrawi, seperti tak terbatas dan sangat kecil. Hipotesis dalam kecerdasan eksistensial telah lebih dieksplorasi oleh para peneliti pendidikan.
Implikasinya dalam Pembelajaran
Pembelajaran yang mencerdaskan berarti pembelajaran yang mengoptimalkan pengembangan kecerdasan siswa, pembelajaran yang benar-benar menjadikan siswa semakin cerdas sesuai kapasitasnya.
Fragmentasi dalam pembelajaran adalah kata kuncinya. Misalnya dalam mencapai satu tujuan pembelajaran, guru tidak cukup hanya menggunakan satu metode, melainkan menggabungkan beberapa metode atau model pembelajaran. Begitu pula dengan teknik penilaiannya.