Belakangan ini para siswa di kelas terakhir setiap jenjang pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan sederajat) mulai disibukkan dengan kegiatan tryout (uji coba atau latihan soal) Ujian Nasional atau Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UN-UASBN).
Diharapkan melalui kegiatan tersebut para siswa lebih giat belajar untuk mempersiapkan dirinya memasuki bangku ujian nasional. Harapan tertingginya adalah mereka bisa lulus dengan nilai yang memuaskan.
Guna mendukung kegiatan tersebut, berikut saya sampaikan tiga tip membangun kesiapan mental siswa dalam menghadapi ujian nasional.
Tip #1. Pastikan Siswa Tidak Terbebani dengan UN-UASBN. Tryout dan kegiatan pembelajaran memang terkait erat dengan materi UN-UASBN. Para guru juga membekali murid-muridnya materi sesuai dengan kisi-kisi UN-UASBN. Namun pembekalan itu jangan sampai membuat siswa merasa terlalu terbebani, sehingga akibatnya justru kontraproduktif. Kita ingat bahwa orang yang terbebani (dalam kondisi stress) akan menggunakan otak “Reptilianya”. Otak ini berkaitan dengan pertahanan hidup, tidak berkaitan dengan pemikiran kreatif. Sebab itu jika otak ini yang dibiarkan berkembang pada diri siswa (siswa stress, terbebani dengan materi UN-UASBN), maka mereka tidak akan mencapai hasil yang kita harapkan. Coba cek kembali artikel tentang Pembelajaran Yang Menarik untuk menyegarkan ingatan kita.
Tip #2. Manfaatkan Peta Pikiran. Kita paham bahwa materi ujian nasional merupakan sintesis dari materi-materi pelajaran sebelumnya. Oleh karena itu pembekalan yang dilakukan harus menyeluruh. Sebagai contoh, indikator kisi-kisinya menyebutkan “Melalui gambar tumbuhan/hewan siswa dapat menentukan cara perkembangbiakannya” (IPA SD), maka pembekalan yang dilakukan harus mencakup perkembangbiakan hewan dan tumbuhan secara keseluruhan, melalui gambar yang disediakan oleh guru. Dalam hal ini guru dapat memanfaatkan Peta Pikiran.
Tip #3. Gunakan Fragmentasi. Ibarat minum obat, kita atur anak minum obat 3 x 1 selama beberapa hari (misalnya tujuh hari), bukannya 1 x 21. Belajar pun demikian. Siswa tidak akan mampu mencerna pelajaran yang diberikan oleh gurunya dalam waktu singkat dengan materi yang begitu banyak. Sebaliknya, siswa akan bisa mencerna pelajaran apabila disajikan sedikit-sedikit secara berulang-ulang. Sebab itu guru perlu menggunakan fragmentasi. Pastikan bahwa fragmen kesatu harus sudah dikuasai sebelum fragmen kedua dilaksanakan. Coba cek kembali artikel tentang Tip Sukses Mengajar 2 sebagai bahan renungan.
Semoga bermanfaat.