Tip Sukses Mengajarkan Alquran

Variasi bisa dilakukan, misalnya dengan menyuruh beberapa anak menuliskan di papan tulis. Coba tuliskan A.

Setelah pasti bahwa seluruh kelas mengerti dengan huruf pertama tadi, kegiatan bisa dilakukan dengan huruf kedua, yaitu Ba.

Dengan cara yang sama seperti mengenalkan huruf A tadi seluruh kelas akhirnya memiliki dua huruf, yaitu A dan Ba. Sekarang gabungkan.
Anak-anak, sekarang kamu baca bersama. Tunjuk A dulu, setelah siswa menjawab dengan benar, kemudian tunjukkan Ba.

Ulangi beberapa kali A Ba, A A Ba, A Ba A , Ba Ba A, Ba A Ba, begitu seterusnya hingga anak betul-betul hafal dua huruf tadi. Untuk jelasnya, coba perhatikan kepsyen di bawah ini:

Sekarang lanjutkan dengan pengenalan huruf ketiga, yaitu: Ta. Caranya kira-kira sama dengan pengenalan A.

Tetapi biasanya kalau langkah pertama tadi siswa betul-betul paham maka cara-cara selanjutnya akan lebih mudah.

Tidak harus melalui beberapa langkah yang berulang-ulang, tetapi guru dapat melakukan variasi sesuai kebutuhan.

Langkah pengajaran huruf-huruf yang lain dapat dilakukan.

Intinya, sebelum siswa betul-betul paham dengan materi pertama, jangan dilanjutkan materi berikutnya. Sebab, kalau ini dilakukan, maka siswa akan semakin tambah bingung, dan akhirnya gagal.
Kalau siswa gagal, berarti gurunya juga gagal.

Variasi-variasi Lain

Disediakan beberapa huruf, siswa secara acak disuruh mengambil huruf-huruf yang disebutkan oleh guru.

Setelah siswa tadi berhasil mengambil huruf yang diminta guru—yang meminta untuk mengambilkan huruf boleh juga siswa lain, siswa tadi disuruh mengucapkannya keras-keras.

Misalnya siswa disuruh mengambil Ja.

Setelah menemukan Ja, siswa mengucapkannya keras-keras “Ja” sambil menunjukkan huruf “Ja” tadi ke seluruh kelas.

Cara ini sekaligus melatih keberanian siswa, dan meningkatkan pemahamannya terhadap huruf Alquran.
(Catatan: kalau cara ini digunakan, maka kartu huruf dibuat lebih besar, misalnya pada kertas kuarto).

Perlu juga dipahami, mengajar anak kecil itu ibaratnya mengukir di atas batu. Sulit, dan lama. Tetapi ketika batu itu sudah terukir, sulit juga dihilangkan ukirannya itu.

Lain kalau kita mengajar orang dewasa. Cepat dan mudah. Namun orang dewasa juga lebih mudah melupakan apa yang baru saja dipelajarinya itu.

Ibaratnya: mengukir di atas air. Anda mudah menggerakkan tangan di atas air, tapi begitu selesai, bekas gerakan tangan Anda tadi langsung hilang, kan?

Selain itu, perlu juga diingat: siswa harus selalu dalam keadaan fun ketika belajar. Belajar itu butuh konsetrasi. Anak harus fokus pada pelajaran agar mereka berhasil.

Sayangnya, daya tahan konsentrasi siswa hanya sebanding dengan usianya. Jadi misalnya siswa itu berumur tujuh tahun, maka daya tahan konsentrasinya ya hanya sekitar tujuh menit.
Oleh karena itu mengajar anak-anak kecil harus sering-sering memberikan variasi (misalnya melalui permainan atau semacamnya).

Variasi yang lain, buat rap. Misalnya kita mengenalkan huruf A Ba Ta Tsa tadi. Rap-nya disusun seperti ini: A A Ba, Aku suka baca. Ba Ba A Aku baca Alqurna.

Begitu seterusnya, guru bisa menyusun kalimat-kalimat rap ini sekaligus untuk memotivasi mereka agar suka membaca Alquran.

Variasi yang lain: buat lagu. Dahulu ketika saya sekolah di madrasah diniyah, saya sering menggunakan nadhoman untuk menghafal tauhid, tajwid, sharaf dll. Itu benar-benar memudahkan.

Membaca huruf Alquran ini juga bisa dilakukan dengan lagu. Tentunya lagu sesuai dengan umur anak, jangan sulit-sulit lagunya.

Cukup sampai di sini postingan tentang tip mengajarkan Alquran.

Kembali ke bagian awal, KLIK untuk membaca …

0 comments… add one

Tinggalkan Balasan

Essential SSL