Dalam tulisan terdahulu tentang Tips Melaksanakan Model Pembelajaran Kuantum 2 saya telah menjelaskan mengenai pentingnya pelatihan keterampilan dasar bagi kelancaran pelaksanaan model pembelajaran kuantum.
Pelatihan keterampilan dasar itu secara umum meliputi empat bidang, yaitu: (1) pengenalan potensi dasar, (2) pengoptimalan daya pikir, (3) keterampilan belajar, dan (4) pengembangan pribadi.
Kali ini kita akan membahas tip yang ketiga tentang pelaksanaan model pembelajaran kuantum sebagai bagian yang tak terpisahkan dari tip-tip sebelumnya.
Tip # 3. Ikuti Prosedur, Penuhi Indera Belajar Siswa
Telah dibahas pada artikel sebelumnya, prosedur pembelajaran kuantum meliputi enam langkah yang tergabung dalam EEL DR C (Enroll, Experience, Label, Demonstrate, Review, Celebrate).
Atau diindonesiakan oleh Ary Nilandary sebagai TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan).
Nah, terkait dengan tip # 3, kita akan membahas prosedur pelaksanaannya, yang ditunjang dengan penyediaan lingkungan yang mendukung.
Tentu saja, kita harus membuat persiapan (Rencana Pembelajaran) yang mengarah pada tercapainya tujuan pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran kuantum tersebut.
Setelah penyusunan persiapan pembelajaran selesai, kita siapkan perlengkapan lain berupa peta pikiran atau stasiun-stasiun kecerdasan.
Atau ringkasan materi pelajaran yang kita susun dengan berbagai variasi untuk ditempelkan di dinding kelas atau ditempatkan di tempat-tempat tertentu.
Selanjutnya, kita ikuti prosedur pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kuantum di atas.
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai pelaksanaan prosedur EEL DR C atau TANDUR dimaksud.
Enroll atau Tumbuhkan. Pada tahap ini, tugas guru adalah menumbuhkan minat siswa terhadap plajaran.
Ingat asas pembelajaran kuantum akni Bawa Dunia Mereka ke Dunia Kita, Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka.
Setelah suasana cair (siswa menunjukkan minat dengan perbincangan di kelas), guru kemudian menghubungkan perbincangan tersebut dengan materi pelajaran.
Atau boleh juga guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menanyakan tanggapan siswa tentang tujuan pembelajaran tersebut.
Barangkali ada siswa yang justru menceritakan pengalaman atau kesulitannya tentang materi yang akan dipelajari.
Tidak mengapa dengan keluhan siswa, yang penting siswa sudah terbuka (berani mengemukakan pendapatnya kepada guru).
Keluhan siswa ini kita jadikan landasan utnuk memperbaiki keadaan.
Experience. Alami. Setelah tautan terjalin (suasana kelas cair), guru kemudian dapat memberikan tugas kepada siswa agar siswa mengalami sendiri dengan materi pembelajaran.
Karena hal ini menyangkut kepentingan kita, Bapak/Ibu minta agar anak-anak menentukan pilihan: SETUJU atau TIDAK SETUJU.”
Kemudian guru memberikan kartu suara, masing-masing siswa mendapatkan satu kartu suara.
Guru membuat garis batas di papan tulis (papan tulis dibagi dua dengan garis tegak ke atas, kanan dan kiri, masing-masing di bagian bawah dituliskan kata SETUJU dan TIDAK SETUJU), yang digunakan untuk menempelkan kartu-kartu suara.
Setelah semua kartu ditempelkan, guru bersama siswa menghitung, berapa siswa yang setuju, dan berapa siswa yang tidak setuju.
Kemudian guru menanyakan alasan kepada beberapa siswa, mengapa mereka SETUJU atau TIDAK SETUJU.
Selanjutnya, guru bertanya jawab dengan siswa mengenai bentuk seragam baru yang akan digunakan sebagai seragam lama. bagi siswa putri bagaimana bentuknya, bagi siswa putra juga bagaimana bentuknya.
Hal ini bisa dilakukan melalui penentuan beberapa calon untuk dipilih. Siapa yang mendapatkan suara terbanyak, dialah yang menjadi wakil kelas, dan membawakan aspirasi dari kelasnya.
Label atau Namai. Kegiatan untuk tahap ini adalah kegiatan pembelajaran itu sendiri. Murid menemukan nama untuk apa yang mereka pelajari. Contoh masih melanjutkan kegiatan pemberian pengalaman di atas.
Guru dapat menyebutkan: “Anak-anak, apa yang kamu lakukan tadi adalah contoh demokrasi.”
Jelaskan sedikit pengertian tentang demokrasi. Lanjutkan, “Demokrasi itu ada dua macam, yaitu demokrasi langsung dan demokrasi tidak langsung.” Pastikan siswa mengenal dua macam istilah tadi: “Demokrasi apa?”
Selanjutnya, guru dapat menunjukkan contoh demokrasi langsung dan tidak langsung yang baru saja dilakukan oleh siswa.
Kemudian meminta siswa untuk mengkomunikasikannya atau membangun pengertian sendiri tentang demokrasi langsung dan demokrasi tidak langsung sebagaimana telah dilakukan dalam tahap pemberian pengalaman.
Demonstrate, Demonstrasikan. Pada thap ini guru bisa meminta siswa untuk mendemonstrasikan penguasaannya mengenai pelajaran yang baru saja diterima.
Bisa melalui pertanyaan yang harus dijawab secara tertulis oleh siswa atau melalui tugas-tugas lain.
Review, Ulangi. Tahap ini digunakan untuk mengulangi penguasaan siswa tentang materi pelajaran. Biasanya kita menggunakan tes formatif.
Tetapi bisa juga siswa menusun laporan mengenai apa yang baru saja dilakukan termasuk penguasaannya atas materi pelajaran.
Celebrate, Rayakan. Setelah tahap sampai dengan pengulangan, kegiatan terakhir adalah perayaan. Beri kesempatan kepada siswa untuk merayakan keberhasilannya mengikuti pelajaran dan memperoleh ilmu baru.
Selebrasi ini bisa dilakukan, misalnya dengan tepuk tangan atau menyanyi bersama, dan lain-lain secukupnya.