Mengelola pembelajaran di kelas ibaratnya mengelola bisnis. Jadi, guru harus kreatif agar proses pembelajaran yang diselenggarakan bersama peserta didik berjalan lancar, efektif, dan efisien.
Nah, supaya pembelajaran memuaskan, tentunya pembelajaran itu harus efektif dan efisien. Jadi, menyenangkan-efektif-efisien ini wajib menjadi satu kesatuan.
Sebab, pembelajaran yang menyenangkan tanpa hasil belajar optimal akan sia-sia. Bisa-bisa guru malah kehilangan wibawa di hadapan murid-muridnya.
Pembelajaran efektif artinya pembelajaran itu bisa mencapai tujuan secara optimal. Dan pembelajaran efisien, adalah pembelajaran yang memenuhi unsur hemat, baik menyangkut waktu, tenaga, maupun biaya.
Kegiatan bisnis sering menerapkan prinsip ekonomi, yaitu prinsip yang mengupayakan “dengan modal kecil mendapatkan untung besar”.
Semakin besar keuntungan dari modal yang sama berarti semakin berhasil bisnis itu. Begitu pula semakin kecil modal yang diperlukan untuk mendapatkan untung yang sama semakin berhasil bisnis itu.
Bagaimana caranya? Tentu saja, seorang guru perlu melakukan terobosan-terobosan tertentu ketika melaksanakan tugasnya sebagai agen pembelajaran.
Penggunaan model-model pembelajaran secara bervariasi adalah contoh terobosan dalam pembelajaran.
Perubahan strategi mengajar, kombinasi penggunaan metode, penggantian suasana belajar atau yang lainnya dapat disebut sebagai terobosan.
Sehubungan dengan kemajuan teknologi dewasa ini, daya tahan siswa untuk tekun mengikuti pembelajaran di kelas menjadi semakin pendek.
Mereka justru lebih tertarik untuk bergurau atau menggangu teman yang sedang asyik mengikuti pembelajaran.
Akibatnya, pembelajaran menjadi semakin tidak efektif. Dan sebagai akibatnya, tujuan pembelajaran yang telah direncanakan tidak dapat dicapai oleh siswa.
Kalau sudah demikian, siapa yang bingung? Muridkah? Jawabnya: TIDAK! Murid tidak merasa bingung meskipun nilai mereka tidak mencapai target. Yang bingung justru bapak atau ibu guru kelasnya.
Untuk mengatasi hal-hal tersebut di atas, maka jalan terbaik adalah: guru harus inovatif.