Sebuah pertanyaan tentang siswa yang dianggap “bermasalah” oleh guru disampaikan kepada penulis lewat media sosial. Pertanyaan tersebut kalau dibahasaindonesiakan dan ditulis ulang kira-kira begini:
Menjawab pertanyaan di atas dengan maksud untuk membantu mengatasi masalahnya tidak mudah karena saya tidak tahu duduk perkaranya secara pasti. Namun yang jelas, guru tidak boleh serta merta mengambil sikap negatif apalagi menghakimi si siswa yang dianggap “bermasalah” tadi.
Kenali Latar Belakang Siswa
Satu hal yang harus dilakukan guru dalam mengelola kelas sebelum yang lain-lain adalah mengenali latar belakang siswa secara individual.
Di mana ayah dan ibu bekerja, kakak dan adik sekolah, berapa lama mereka bisa berkumpul bersama sehari-harinya, apa yang disukai oleh si anak, kegemaran si anak, teman-teman yang disukai, dan lain-lain. Ini akan sangat bermanfaat bagi kelanjutan komunikasi kelak.
Misalnya: ayah sudah tiada, ibu bekerja seharian berangkat pagi pulang petang, sampai di rumah anak sudah tidur, si anak dititipkan ke nenek; atau ayah merantau ke negeri seberang lama pulang, ibu juga bekerja seharian, anak di rumah bersama nenek, dan lain-lain.
Kalau kenakalan anak itu sebagai akibat dari keadaan keluarga yang kurang kondusif bagi perkembangan jiwa anak maka guru (melalui kepala sekolah) dapat memanggil orang tua utnuk diajak dialog, mencari jalan keluar terbaik bagi perkembangan anak.
Guru juga perlu sesekali membantu orang tua menciptakan kondisi yang kondusif bagi pendidikan anak-anaknya ketika mereka berada di rumah. Komunikasi dan koordinasi dengan orang tua dalam kaitannya dengan kemajuan pendidikan anak harus dilakukan.
Selain itu, hal lain yang perlu ditanyakan adalah: bagaimana murid-murid saling menghormati satu sama lainnya; apakah pembelajaran memang benar-benar menarik perhatian siswa; apakah guru bisa menjaga konsistensi dalam ucapan dan tindakan, dan lain-lain.
Selanjutnya, karena masalah-masalah tereliminasi, maka proses pembelajaran akan menjadi mudah dan lancar sehingga tujuan dapat tercapai secara optimal.