Sebuah buku berjudul The Power of Habit: Why We Do What We Do in Life and Business (Charles Duhigg, 2014) menjelaskan bahwa kebiasaan memiliki kekuatan yang hebat untuk membentuk kehidupan seseorang melampaui kesadarannya.
Berikut adalah petikan dari bagian kecil buku tersebut:
Tulisan ini akan menjelaskan bagaimana memanfaatkan kekuatan kebiasaan untuk membantu siswa meraih prestasi yang lebih baik di sekolah. Pembahasan meliputi: pengertian kebiasaan, kekuatan kebiasaan, cara membentuk kebiasaan, memanfaatkan kekuatan kebiasaan untuk membantu siswa berprestasi lebih baik. Namun agar tulisan tidak tidak terlalu panjang, maka penyajiannya dibagi menjadi dua bagian.
Pengertian Kebiasaan
Apakah kebiasaan itu? Kebiasaan dapat didefinisikan sebagai tindakan atau perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dalam kurun waktu tertentu secara terus-menerus.
Contoh kebiasaan: menggosok gigi sebelum tidur di malam hari. Dalam hal ini, tindakan atau perbuatannya adalah menggosok gigi. Waktunya sebelum tidur di malam hari. Jadi, kapanpun seseorang akan tidur di malam hari, maka dia menggosok gigi. Dan ini dilakukan secara terus-menerus, tidak hanya sehari dua hari, tetapi setiap malam menjelang tidur.
Akibat dari kebiasaan adalah kehidupan yang baik atau sebaliknya. Jika kebiasaan yang dilakukan adalah hal-hal yang baik atau mengarah kepada kebaikan maka kehidupan yang terjadi adalah kehidupan yang baik atau kesejahteraan dalam hidup.
Sebaliknya, apabila kebiasaan yang dilakukan adalah hal-hal yang buruk atau mengarah kepada keburukan, maka kehidupan yang didapatkan adalah kehidupan yang buruk atau mungkin penderitaan dalam hidup.
Kekuatan Kebiasaan
Kebiasaan berfungsi mengubah perilaku kita. Dengan melakukan hal-hal baik (meskipun sangat sederhana) secara rutin, maka orang akan menjadi terbiasa melakukan hal-hal baik (secara ringan dan otomatis, dan otak tak lagi berpikir keras untuk itu!), dan pada gilirannya orang bersangkutan menjadi orang yang berperilaku baik.
Menurut Charles Duhigg, ketika suatu kebiasaan terjadi, otak berhenti berpartisipasi sepenuhnya dalam pengambilan keputusan. Berhenti bekerja sangat keras, atau mengalihkan fokus ke tugas lain.
Ketika aktivitas sudah menjadi sebuah rutinitas dan rutinitas itu dijaga keberlanjutannya, maka aktivitas tersebut berubah menjadi sebuah kebiasaan. Kebiasaan menjadikan segala sesuatu berjalan secara otomatis. Ketika sesuatu sudah berjalan secara otomatis di dalam diri manusia, maka otak tak lagi bekerja keras untuk sesuatu tersebut.