Pada artikel sebelumnya kami telah menyampaikan bahwa keterlibatan siswa dalam pembelajaran itu penting untuk mencapai keberhasilan pembelajaran. Namun tidak setiap siswa terlibat aktif dari awal hingga akhir sehingga pada akhir pembelajaran hanya sebagian saja siswa yang berhasil.
Artikel ini masih ada kaitannya dengan artikel sebelumnya, dan membahas bagaimana merancang pembelajaran yang menjamin keterlibatan siswa.
Keterlibatan Siswa Sebagai Bagian Dari Sistem Pembelajaran
Jika pembelajaran di kelas adalah sebagai sebuah sistem (sistem pembelajaran), maka ia terdiri dari beberapa komponen pembentuk sistem, yang bekerja secara sinergis, saling terkait dan saling mendukung untuk kelancaran dan keberhasilan pembelajaran.
Salah satu komponen dalam sistem pembelajaran adalah keterlibatan siswa. Kami memasukkan keterlibatan siswa sebagai sebuah komponen dalam sistem pembelajaran karena peran penting komponen tersebut. Ya, tanpa keterlibatan siswa, maka pembelajaran di kelas tidak berarti apa-apa.
Keterlibatan siswa sebagai satu komponen dalam sistem pembelajaran juga terdiri dari beberapa komponen yang berbeda, yang saling terkait dan saling mendukung untuk keberhasilan kerjanya. Kami sebut keterlibatan siswa sebagai subsistem dan komponen pendukung sebagai subsubsistem.
Subsistem keterlibatan siswa dalam sistem pembelajaran ini terdiri dari beberapa subsubsistem, di antaranya: kegiatan dan tugas, pengelompokan siswa, bahan ajar dan sumber belajar, serta struktur pelajaran dan ketersediaan waktu pelaksanaan.
Merancang Pembelajaran Yang Melibatkan Siswa
Setiap unsur tersebut harus dirancang dengan baik (melalui perencanaan pembelajaran) untuk memastikan dan mendukung keterlibatan siswa, sekaligus mendukung unsur yang lain untuk semakin meningkatkan keterlibatan siswa. Mari kita lihat satu demi satu.
Kegiatan dan tugas. Ketika siswa secara aktif terlibat dalam pembelajaran, kegiatan dan tugas mereka (termasuk pekerjaan rumah) menantang mereka untuk berpikir secara luas dan mendalam, untuk memecahkan masalah, atau sebaliknya melakukan pemikiran nonrutin.
Sebuah teknik penting untuk menentukan tingkat keterlibatan siswa dalam kegiatan dan tugas di kelas adalah dengan memeriksa bukan saja petunjuk bagi kegiatan dan tugas itu sendiri melainkan juga kualitas pekerjaan siswa dalam merespon petunjuk.
Ketika siswa tidak terlibat, mereka akan “mengabaikan”, sedangkan saat mereka terlibat dalam tugas, pekerjaan mereka, meski tidak tepat, mencerminkan pemikiran serius.
Jadi, dalam merancang kegiatan dan tugas, guru harus memberikan petunjuk yang jelas dan mudah dipahami oleh siswa, kegiatan dan tugas masih dalam jangkauan siswa (dapat dilakukan oleh siswa), sekaligus membangkitkan semangat siswa untuk melaksanakannya dengan baik.