Hari-hari pertama masuk sekolah memegang peranan penting bagi siswa karena hari-hari itu (biasanya tiga hari) akan memberikan kesan positif atau negatif bagi siswa terhadap kelas yang diikutinya.
Jika kesannya positif, maka akan membawa pengaruh positif pula bagi siswa pada hari-hari berikutnya. Begitu pula, jika kesan pertama itu negatif, maka para siswa pun akan memandang nagatif pada kelasnya.
Misalnya ketika di hari-hari pertama masuk sekolah siswa merasa gembira, nyaman, bergairah di kelas itu karena gurunya yang menyambut dengan penuh antusias, teman-temannya baik, maka mereka akan senang berada di kelas itu.
Sebaliknya, jika hari-hari pertama itu siswa mendapatkan kesan yang negatif, gurunya cuek, teman-temannya tidak bersahabat, suasana lingkungan belajarnya juga tidak menyenangkan, maka kesan yang negatif tersebut akan berdampak negatif pada kehidupan siswa di kelas itu pada hari-hari berikutnya. Sebab itu hari-hari pertama masuk sekolah perlu disiapkan dengan baik.
Baca juga: Tips Menghadapi Siswa Yang Beragam
Juga penting untuk dibaca: Mengatasi Siswa Takut Masuk Sekolah
Pada tulisan ini akan disajikan tip bagaimana menyambut siswa kelas I SD pada hari-hari pertama masuk sekolah.
Pertama, khususnya pada hari pertama, berikan kesan yang menyenangkan bagi seluruh siswa, sehingga mereka memiliki perasaan positif terhadap sekolahnya.
Kedua, ajak mereka bisa saling menghormati, saling menghargai, ajak mereka agar bisa menjalin kekompakan di kelas itu, menjalin kebersamaan, sehingga masing-masing individu akan merasa nyaman di kelas itu.
Ketiga, kenalkan juga pada lingkungan kelas, aturan-aturan yang akan diikuti oleh siswa, bagaimana mereka nanti akan belajar di kelas itu dengan suasana yang tetap menyenangkan dan gembira.
Selanjutnya, ajak anak-anak untuk mengenal lingkungan sekolahnya dari kelas-kelas lain, guru-guru lain di sekolah itu, seluruh staff beserta kepala sekolahnya.
Ada contoh yang baik untuk dicoba dilaksanakan dalam menyambut siswa baru kelas I SD pada hari pertama masuk sekolah.
Misalnya, sebelum masuk kelas, anak-anak dibariskan dahulu di depan kelas. Guru menyiapkan anak-anak untuk berbaris rapi, kemudian anak diajak masuk satu per satu.
Agar terbangun kepercayaan dari masing-masing anak kepada temannya, maka bisa digunakan, misalnya, masing-masing anak ditutup matanya kemudian memegang bahu teman yang berada di depannya ketika memasuki kelas (Catatan: tutup mata ini dibawa siswa dari rumah, informasi disampaikan ke orang tua saat daftar ulang).
Setelah semuanya siap, guru kemudian menuntun siswa yang berada di barisan paling depan yang diikuti oleh teman-temannya dengan cara memegang bahu siswa yang berada di depannya tersebut memasuki kelas.
Siswa yang berada di barisan paling depan didudukkan pada tempat yang tersedia, guru kemudian menggandeng tangan siswa berikutnya untuk ditempatkan di tempat duduk yang sudah diatur hingga siswa terakhir menduduki tempat duduknya. Dalam hal ini, siswa tetap tertutup matanya.
Setelah semua siswa menempati tempat duduknya, guru kemudian mengumumkan agar siswa membuka tutup mata masing-masing. Guru memastikan bahwa semua siswa dapat membuka tutup matanya.
Baca juga: Pembelajaran Tematik Integratif untuk Sekolah Dasar
Baca: Merancang Pembelajaran Yang Efektif
Jika di kelas itu ada proyektor, maka dapat disiapkan sambutan lewat proyektor itu, “SELAMAT DATANG PARA BINTANG!” Suasana seperti ini sangat menyenangkan bagi siswa. Setelah itu guru menyambut mereka dengan kata-kata yang bijak dan membangkitkan semangat, penuh kebapakan atau keibuan.
Mereka adalah anak-anak kita, yang sangat memerlukan perhatian kita. Sambut mereka dengan bangga, dengan suka cita, sehingga anak-anak pun merasa senang, nyaman, dan merasa bangga akan dirinya, bahwa mereka disambut dengan begitu antusias oleh guru kelasnya.
Selanjutnya, sampaikan kepada anak-anak bahwa mereka sudah berada di bangku sekolah dasar. Berbeda dengan ketika masih berada di TK, anak-anak dikenalkan dengan aturan-aturan yang akan mereka ikuti di kelas itu. Pastikan bahwa mereka tetap bergairah. Jadi, gunakan kata-kata yang aktif, kata-kata yang membangkitkan gairah bukan kata-kata yang menakutkan atau membosankan. Guru perlu juga bergaya. Benar-benar sebagai orang tua (ayah atau ibu), bukan sebagai teman.
Setelah kegiatan pengenalan kelas selesai, anak-anak kemudian diajak keluar. Tetap berbaris seperti ketika masuk kelas, tetapi mata tidak lagi ditutup. Kenalkan pada kelas lain, mulai dari kelas II hingga kelas VI, mulai dari ruang kelasnya, siswa dan gurunya, juga karyawan di sekolah itu dan kepala sekolah, termasuk lingkungan fisik, laboratorium, perpustakaan, musholla, tempat jajan, kamar kecil, dan lain-lain.
Ibaratnya, anak-anak memasuki sebuah rumah tempat tinggal baru, maka mereka perlu tahu di mana tempat-tempat penting seperti tempat mandi, tempat tidur, tempat belajar, tempat makan, dan lain-lain.