Selain beberapa macam atau jenis kecerdasan yang sudah disebutkan pada artikel “Memahami Kecerdasan Manusia” dan “Mengenal Sembilan Jenis Kecerdasan Menurut Teori Gardner“, berikut ada empat lagi jenis kecerdasan yang perlu kita perhatikan.
Kecerdasan intelektual. Kecerdasan intelektual (IQ) adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar.
Kecerdasan jenis ini erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ.
Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis.
Kecerdasan spiritual. Kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan jiwa yang membantu seseorang untuk mengembangkan dirinya secara utuh melalui penciptaan kemungkinan untuk menerapkan nilai-nilai positif.
SQ merupakan fasilitas yang membantu seseorang untuk mengatasi persoalan dan berdamai dengan persoalannya itu.
Kecerdasan spiritual yang berkembang dengan baik akan ditandai dengan kemampuan seseorang untuk bersikap fleksibel dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Orang tersebut juga memiliki tingkat kesadaran yang tinggi, mampu menghadapi penderitaan dan rasa sakit, mampu mengambil pelajaran yang berharga dari suatu kegagalan.
Orang yang memiliki kecerdasan spiritual yang berkembang baik juga mampu mewujudkan hidup sesuai dengan visi dan misi, mampu melihat keterkaitan antara berbagai hal, mandiri, serta pada akhirnya membuat seseorang mengerti akan makna hidupnya.
Kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya.
Sedangkan, kecerdasan intelektual (IQ) mengacu pada kapasitas untuk memberikan alasan yang valid akan suatu hubungan.
Kecerdasan emosional belakangan ini dinilai tidak kalah penting dengan kecerdasan intelektual (IQ).
Menurut Howard Gardner (1983) terdapat lima pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang, yakni mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri.
Kecerdasan moral. Kecerdasan moral (MQ) adalah kemampuan seseorang untuk membedakan benar dan salah berdasarkan keyakinan yang kuat akan etika dan menerapkannya dalam tindakan.
Untuk membangun kecerdasan moral seseorang, ada tujuh langkah utama yang dapat dilakukan, yakni:
- Mengembangkan sikap empati (turut merasakan apa yang dialami orang lain secara mendalam), yakni dengan membentuk kesadaran dan kosa kata emosional, meningkatkan kepekaan terhadap orang lain, dan mampu untuk memahami sesuatu dari sudut pandang orang lain.
- Menumbuhkan hati nurani (teguran dalam diri seseorang ketika melakukan kesalahan), yakni dengan membangun moral seseorang, memberikan ajaran kebaikan untuk memperkuat hati nurani, dan membantu seseorang untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
- Menumbuhkan pengendalian diri, yakni dengan memprioritaskan mana yang dianggap benar, selalu berupaya untuk menjadi motivator bagi dirinya sendiri, dan berpikir matang sebelum mengambil keputusan.
- Mengembangkan sikap menghormati orang lain (respect), yakni dengan memberikan contoh akan menghormati orang lain dan memberikan pendidikan sopan santun.
- Memelihara kebaikan (menunjukkan kekhawatiran mengenai perasaan orang lain), yakni dengan mengajarkan nilai dan makna kebaikan, mengembangkan sikap toleransi, serta mendorong seseorang untuk selalu melakukan kebaikan.
- Mengembangkan sikap toleransi, yaitu dengan menghormati hak dan kewajiban orang lain dengan menanamkan apresiasi terhadap keberagaman, dan tidak mudah memiliki prasangka (prejudice) akan hal tertentu.
- Mengembangkan keadilan, yakni dengan mengembangkan sikap terbuka dan berperilaku secara seimbang, tanpa membeda-bedakan sesuatu.