Mengatasi Masalah Anak Malas Belajar (2)

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan berjudul Tiga Langkah Mengatasi Masalah Anak Malas Belajar (1). Sebab itu apabila Anda belum membaca bagian tersebut, kami sarankan Anda membacanya terlebih dahulu di sini! Mari kita lanjutkan.

Pelajaran terlalu sulit bagi anak. Pelajaran yang terlalu sulit sering mengakibatkan anak kehilangan gairah belajar. Dan jika hal ini terjadi, maka tugas orang tua adalah mengubah materi pelajaran dari yang semula rumit menjadi sederhana.

Memang, tugas guru dan orang tua adalah menyederhanakan yang rumit dan memudahkan yang sulit. Mungkin dengan cara membahasakan ulang penjelasan yang sudah diberikan.

Bisa juga membuat fragmentasi dari penjelasan materi secara keseluruhan, memanfaatkan alat atau media pendukung, mengubah metode pembelajaran, atau kegiatan yang lain.

Pelajaran tidak menarik atau ada hal lain yang lebih menarik perhatian anak daripada belajar. Cara mengatasinya: (1) buat pelajaran semenarik mungkin, (2) hilangkan pengganggu perhatian anak belajar, (3) latih anak untuk memfokuskan perhatian pada saat-saat tertentu.

Lingkungan tidak kondusif. Ciptakan lingkungan yang kondusif bagi proses belajar. matikan televisi, biasakan keluarga belajar pada jam-jam tertentu (misalnya, buat jam belajar keluarga), dampingi anak ketika belajar.

Ada gangguan pada fisik atau kejiwaan anak. Jika masalahnya berasal dari adanya gangguan pada anak (fisik atau kejiwaan), maka gangguan tersebut harus dihilangkan terlebih dahulu.

Misalnya ganguan penglihatan atau gangguan pendengaran, maka anak harus diobatkan.

Atau gangguan kejiwaan, misalnya anak stress, rendah diri atau yang lain, maka hal ini harus diperbaiki dahulu.

Langkah 3. Jaga Agar Harga Diri Anak Tidak Hancur

Satu hal lagi yang harus diperhatikan orang tua ketika membantu anak-anaknya mengatasi masalah malas belajar, disamping yang sudah disebutkan di atas, adalah menjaga agar harga diri anak tidak hancur.

Sering terjadi, ketika usaha sudah ditempuh dengan berbagai cara tetapi anak tetap saja malas belajar, orang tua menjadi bingung, dan marah kepada anak. Anak dihajar, dipukul, dicaci! Apakah ini membantu? Tidak! Sekali lagi, TIDAK!

Anak justru menjadi semakin malas, dan antipati terhadap belajar. Bisa saja ketika mendengar kata belajar, dia langsung shock, lemas tak bertenaga, atau sebaliknya … “beringas” … melawan siapa saja yang ada di hadapannya (kalau dia punya kekuatan atau keberanian!).

Lantas, apa yang harus dilakukan? Ikuti cara-cara di bawah ini.

Terima anak apa adanya, jangan pernah membanding-bandingkan anak Anda dengan anak lain seusianya. Ingat, masing-masing orang mempunyai keunikannya sendiri di dalam dirinya. Temukan keunikan anak tersebut dan bantu mengembangkannya.

Berikan kasih sayang dan perhatian penuh kepadanya. Sering juga terjadi, anak tidak mau melakukan apa yang diinginkan orang tua, hanya semata-mata ingin mendapatkan perhatian lebih orang tua.

Sediakan waktu untuk selalu berkomunikasi dengan anak. Apabila kedua orang tua sama-sama bekerja di luar rumah seharian, berangkat pagi pulang petang, pastikan bahwa orang tua tetap bisa menjalin komunikasi dengan anak — pagi, siang, atau malam.

Akhirnya, ketika semua usaha sudah dilakukan dan hasilnya belum mencapai seperti yang diharapkan, yang harus dilakukan orang tua adalah berdoa kepada Tuhan, agar anak dibuka pintu hatinya, rajin belajar dan mudah menerima ilmu.

Ingat: mestinya doa dilakukan sejak awal, selama proses, hingga akhir; bukan hanya di akhir ketika manusia merasa sudah tidak bisa melakukan apa-apa!
0 comments… add one

Tinggalkan Balasan

Essential SSL