Telah disinggung pada tulisan terdahulu, berdasarkan hasil studi Carol S. Dweck, Ph.D. dalam bukunya Mindset, the New Psychology of Success (2016), ada dua jenis mindset (sistem keyakinan tentang kemampuan diri) yang dimiliki oleh manusia, yakni growth mindset dan fixed mindset.
Growth mindset adalah mindset yang mendasarkan pada keyakinan bahwa kualitas dasar manusia adalah sesuatu yang dapat ditingkatkan melalui usaha, strategi, dan bantuan orang lain. Sementara itu, fixed mindset adalah suatu keyakinan bahwa kemampuan seseorang tidak dapat ditingkatkan, ibaratnya diukir di atas batu–sulit, dan hampir mustahil dilakukan.
Tulisan ini akan memilih satu mindset untuk mengembangkan kelas, yakni growth mindset. Mengapa kita memilih growth mindset untuk mengembangkan kelas kita, dan bagaimana melakukannya? Silakan lanjutkan membaca.
Baca juga: “Mengubah Pandangan Tentang Siswa Yang Akan Berhasil Dalam Pembelajaran Di Kelas”
Jika Anda tertarik untuk mempelajari lebih dalam tentang mindset ini, silakan baca buku aslinya, Mindset, the New Psychology of Success, di sini.
Mengapa Growth Mindset?
Di atas telah disinggung bahwa mindset adalah sebuah sistem keyakinan tentang kemampuan diri (yang diadopsi oleh) seseorang. Dalam bahasa Indonesia, mindset biasa disebut sebagai pola pikir. Karena sebagai sistem keyakinan atau pola pikir, maka mindset ini berpengaruh pada pilihan-pilihan yang dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan.
Contoh: jika seseorang meyakini bahwa kemampuan atau keterampilan dirinya bisa dikembangkan maka orang tersebut akan berusaha untuk mengembangkan dirinya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Jika orang yakin bahwa untuk mendapatkan uang orang harus bekerja, maka orang tersebut akan bekerja keras agar mendapatkan uang yang cukup untuk membiayai hidupnya. Sebaliknya jika seseorang berkeyakinan bahwa hidup sejahtera itu sudah ditakdirkan maka dia tidak akan bersungguh-sungguh dalam bekerja.
Catatan: Yang perlu kita tanyakan ulang pada diri sendiri adalah tentang mengukur kecerdasan seseorang. Kita sering mengukur atau menilai kecerdasan seseorang berdasarkan hasil (performa). Misalnya, siswa A dinilai cerdas karena setiap ulangan matematika selalu mendapatkan nilai di atas 80. Sementara siswa yang mendapatkan nilai kurang dianggap atau dinilai sebagai siswa yang bodoh. Kita para guru masih sering mengelompokkan siswa pandai dan siswa bodoh. Kita jarang menanyakan bagaimana siswa yang selalu mendapatkan nilai tinggi tadi belajar dan bagaimana pula siswa yang selalu mendapatkan nilai rendah tadi belajar. Kita sering menyuruh siswa belajar tetapi jarang sekali menunjukkan bagaimana caranya belajar yang benar. Kita melihat hasil akhir, tetapi jarang memperhatikan proses sehari-hari. Padahal, hasil itu berasal dari proses. Proses yang baik akan mencapai hasil yang baik dan proses yang lemah akan mencapai hasil yang lemah.
Yang dituliskan di atas adalah contoh bahwa banyak dari kita yang mengadopsi fixed mindset. Ciri-cirinya: lebih melihat hasil akhir–orang berhasil adalah orang yang kaya, orang cerdas adalah mereka yang selalu mendapatkan nilai baik dalam setiap ulangan.
Faktor Yang Mempengaruhi Terbentuknya Mindset Seseorang
Terbentuknya mindset seseorang tentunya berasal dari informasi yang masuk kepada dirinya, kemudian diyakini kebenarannya, dan diadopsi untuk menjalani kehidupan. Informasi yang salah akan berpengaruh pada keyakinan yang salah, yang pada gilirannya akan berpengaruh pada tindakan yang salah pula.
Karena keyakinannya salah maka tindakannya juga salah, yang selanjutnya, hasilnya juga salah. Informasi tadi bisa diperoleh karena teman pergaulan, karena membaca, atau justru karena orang dewasa seperti orang tua sendiri atau guru.
Pengaruh Mindset Siswa Bagi Kemajuan Kelas
Mindset berpengaruh pada tindakan atau perbuatan, dan tindakan atau perbuatan berpengaruh pada hasil. Jadi, mindset berpengaruh pada hasil akhir.
Kaitannya dengan kemajuan kelas, maka harus dibangun mindset yang benar yang diyakini oleh siswa tentang mencapai kemajuan. Apabila setiap siswa anggota kelas (termasuk guru) memiliki mindset yang benar, terus menjaga dan mengembangkan mindset yang benar tersebut, kemudian diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari di kelas, maka kelas akan menjadi kelas yang maju dan berhasil.
Dalam tataran yang lebih luas, apabila seluruh orang dewasa di sekolah (pendidik dan tenaga kependidikan) mengembangkan mindset yang benar, mengajarkan kepada para siswa secara benar, kemudian membuat komitmen untuk bekerja keras mencapai keberhasilan di sekolah, maka sekolah tersebut akan berhasil.