Lima Kesalahan Ini Harus Dihindari Guru Dalam Mengajar

Kesalahan #3. Komunikasi Tidak Efektif. Contoh komunikasi tidak efektif (guru ingin mengingatkan agar siswa mengerjakan PR yang diberikan):

“Anak-anak, awas jangan lupa lho dengan PR kamu. Kamu kerjakan semuanya. Kalau kamu tidak mengerjakan PR kamu, maka besok tidak akan mendapatkan nilai dari bu guru.”

Kenapa tidak dikatakan saja seperti ini, “Anak-anak, ingat, kerjakan PR-mu. Semuanya! Besok Ibu nilai.”

Bukankah bahasa yang kedua lebih irit, dan karenanya lebih efektif.

Jadi, ketika kita bermaksud meminta sesuatu, katakan saja secara tepat apa yang kita maksudkan.

Kalau anak disuruh diam, ya katakan, “Anak-anak, diam!” Kalau anak-anak disuruh memperhatikan penjelasan guru, ya katakan saja, “Anak-anak, lihat ini!” dan semacamnya.

Kesalahan #4. Mengajar Tanpa Persiapan. Berbicara mengenai persiapan mengajar, saya teringat seorang teman yang berkata begini, “Ingin berhasil dalam mengajar, buat persiapan secara matang!”

Persiapan mengajar itu ibarat skenario dalam film. Tidak akan ada film yang baik dan enak ditonton tanpa skenario yang baik. Begitu pula, tidak akan ada pembelajaran yang berhasil tanpa persiapan yang benar.

Kebanyakan guru (kabarnya) enggan membuat persiapan secara benar. Akibatnya, pembelajaran di kelas berlangsung seolah tanpa arah. Padahal, guru itu seorang profesional.

Salah satu ciri keprofesionalan seorang guru adalah menyusun perencanaan pembelajaran secara benar.

Saya percaya Anda akan memperbaiki kesalahan Anda dalam mengajar (kalau kemarin-kemarin tidak membuat persiapan yang benar), sehingga hasil pembelajaran siswa benar-benar menggembirakan semua komponen (yang terkait dengan pembelajaran Anda).

Kesalahan #5. Tidak Melakukan Evaluasi Secara Menyeluruh. Evaluasi pembelajaran harus dilakukan secara menyeluruh.

Kalau Anda pernah membuat skripsi tentang penelitian kuantitatif, Anda pasti ingat bahwa instrumen yang Anda gunakan harus diuji validitas dan reliabilitasnya.

Instrumen evaluasi pembelajaran pun harus diuji validitas dan reliabilitasnya. Instrumen evaluasi harus valid dan reliable.

Tetapi untuk bahasan ini, kita tidak akan sedetail ketika menyusun skripsi.

Arti menyeluruh di sini adalah bahwa penyusunan soal evaluasi pembelajaran minimal harus mencakup bentuk-bentuk seperti: pilihan ganda, isian, jawaban singkat.

Tidak hanya pilihan ganda saja, atau isian saja. Materinya meliputi seluruh materi yang diajarkan (minimal satu kompetensi dasar).

Sekali lagi, pendapat di atas hanya berdasarkan pengalaman pribadi penulis. Tentu saja masih banyak kesalahan guru yang lain, yang bisa berakibat pada kegagalan siswa dalam belajar.

Anda pun dapat menginventarisasi kesalahan-kesalahan yang Anda lakukan ketika mengajar atau kesalahan teman-teman sejawat.

Kata kuncinya: Apabila terdapat kegagalan siswa dalam pembelajaran, maka di situlah guru perlu melakukan introspeksi: sudah benarkah yang dia lakukan? Kemudian dilanjutkan: apa yang bisa dia lakukan untuk memperbaiki keadaan? Jadi, guru harus selalu belajar.

Ya, belajar dari buku, belajar dari teman, belajar dari murid, dan belajar dari dirinya sendiri.

Kembali ke bagian awal, KLIK untuk membaca …

0 comments… add one

Tinggalkan Balasan

Essential SSL