Lima Cara Mengatasi Hambatan Guru Dalam Menerapkan Flipped Classroom

Pada tulisan terdahulu disajikan lima alasan mengapa guru enggan menerapkan flipped classroom.

Tulisan ini akan memberikan alternatif untuk mengatasi hambatan guru dalam menerapkan flipped classroom (pembelajaran kelas terbalik) berdasarkan lima alasan sebagaimana disajikan dalam tulisan dimaksud.

Berikut adalah lima alasan penyebab guru enggan menerapkan flipped classroom seperti telah disebutkan pada tulisan terdahulu dan alternatif cara mengatasinya.

1. Guru tidak menguasai IT. Hal ini dapat diatasi dengan pelatihan kepada guru yang bersangkutan. Tidak sulit karena ada fasilitas untuk itu.

Untuk membuat video belajar, guru dapat memanfaatkan power point, kemudian direkam dengan software yang sudah tersedia menjadi video screencast, menggunakan Camtasia, yang dapat didownload secara gratis (untuk satu bulan penggunaan).

Guru tinggal menambahkan keterangan pada power point layaknya mengajar di kelas, semuanya dapat langsung terekam menjadi sebuah video.

2. Guru tidak mau repot-repot. Untuk alasan ini, biasanya terjadi karena guru memang belum tahu tentang keuntungan dengan apa yang akan dilakukan.

Guru tidak mau repot-repot karena mereka menganggap pembelajaran model flipped classroom dengan membuat (memanfaatkan) video belajar itu merupakan pekerjaan yang rumit dan mereka ragu akan keberhasilannya.

Tetapi apabila mereka memiliki pengetahuan yang cukup tentang bagaimana menerapkan pembelajaran dengan model flipped classroom, termasuk cara menyediakan video pembelajaran, mereka akan dengan senang hati melakukannya.

Jadi, perlu ada sosialisasi yang mencerahkan dan menginspirasi guru tentang implementasi pembelajarn model flipped classroom ini.

3. Guru sudah terlanjur nyaman di zonanya. Hal ini menyangkut persoalan mindset. Para guru perlu diajak untuk mengubah mindset mereka, bahwa mereka harus melakukan inovasi dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

Mereka tidak bisa mengajar secara monoton dari waktu ke waktu, tanpa melakukan perbaikan hanya karena mereka sudah merasa nyaman di zonanya. Zaman sekarang ini adalah zaman kompetisi.

Kita tidak bisa menjalani kehidupan (termasuk pelaksanaan tugas pembelajaran) tanpa mempertimbangankan kualitas.

Harusnya guru sebagai profesional menjadi inspirator dan menjadi motor bagi yang lain, bukannya statis. Jadi, mindset harus berubah.

4. Siswa tidak memiliki perangkat pendukung. Pembelajaran dengan model flipped classroom membutuhkan perangkat untuk mengakses video belajar.

Siswa perlu memiliki perangkat komputer atau laptop yang tersambung ke internet, karena video belajar dapat diakses melalui internet.

Jika siswa tidak memiliki perangkat dimaksud, sekolah dapat mendownload video belajar di sekolah, kemudian file-nya dibagikan kepada siswa untuk ditonton di rumah.

Siswa bisa bekerja bersama teman dalam kelompok. Siswa juga dapat menggunakan smartphone atau tablet untuk mengakses materi belajar.

5. Orang tua tidak mendukung. Untuk mengatasi hambatan yang satu ini, sekolah dapat melakukan sosialisasi kepada orang tua tentang program pembelajaran yang akan dijalankan oleh sekolah.

Biasanya, orang tua tidak mendukung program sekolah karena mereka tidak tahu atau tidak paham dengan program sekolah.

Tetapi ketika mereka mengetahui bahkan memahami program sekolah, mereka akan dengan senang hati memberikan dukungan penuh kepada pihak sekolah. Jadi, komunikasikan dengan orang tua!

Essential SSL