Belajar, Teori dan Implementasinya dalam Pembelajaran

Melanjutkan pembahasan tentang teori belajar populer, berikut adalah teori ketiga, yang dikenal dengan teori belajar sosial (social learning theory).

Teori belajar sosial memandang bahwa seseorang dapat belajar, baik dengan cara mengamati maupun melalui pengalaman langsung.

Menurut teori belajar sosial, seseorang dapat belajar dengan mengamati apa yang terjadi pada orang lain, dengan cara diberikan cerita tentang sesuatu, atau melalui pengalaman langsung.

Contoh yang mudah untuk konteks ini adalah bahwa sebagian besar dari yang telah kita pelajari berasal dari aktivitas melihat model atau tokoh–orang tua, guru, pasangan, bintang film, para tokoh, pimpinan perusahaan, dan semacamnya.

Meskipun teori belajar sosial merupakan perpanjangan dari operant conditioning–yang beranggapan bahwa perilaku merupakan fungsi dari konsekuensi– teori ini juga mengakui eksistensi belajar melalui pengamatan dan pentingnya persepsi dalam belajar.

Orang-orang memberikan respon terhadap bagaimana mereka bepersepsi dan mendefinisikan konsekuensi-konsekuensi, bukan konsekuensi-konsekuensi objektif itu sendiri.

Dalam pandangan belajar sosial, pengaruh model merupakan titik sentral. Berikut adalah empat proses yang ditemukan sebagai yang menentukan pengaruh bahwa sebuah model akan berpengaruh terhadap individu.

  1. Proses perhatian. Orang dapat belajar dari model, hanya jika mereka mengakui dan memperhatikan fitur-fitur penting yang ditunjukkan oleh model. Kita cenderung paling dipengaruhi oleh model yang menarik, berulang kali muncul, penting bagi kita, atau mirip dengan kita.
  2. Proses pengingatan. Pengaruh sebuah model tergantung pada seberapa baik individu mengingat tindakan model setelah model ini tidak lagi muncul di hadapannya.
  3. Proses reproduksi tindakan. Setelah seseorang melihat perilaku baru dengan mengamati model, maka ia harus mewujudkannya dalam tindakan. Proses ini kemudian menunjukkan bahwa individu dapat melakukan kegiatan model.
  4. Proses penguatan. Individu termotivasi untuk menunjukkan perilaku yang dimodelkan jika disediakan insentif positif atau imbalan. Perilaku yang secara positif diperkuat akan menjadi lebih diperhatikan, dipelajari lebih baik, dan dilakukan lebih sering.

Bagaimana guru memanfaatkan teori belajar sosial untuk kemajuan belajar siswanya?

Menurut teori tersebut, maka guru pertama-tama harus dapat menjadi model bagi murid-muridnya.

Ketika para siswa sudah percaya bahwa gurunya memang hebat, maka siswa tersebut akan lebih mudah mengikuti instruksi guru.

Selain itu, guru juga harus sering-sering memberikan contoh kepada siswa, selalu ada untuk siswa, memberikan penguatan berupa penghargaan bagi sisa yang berhasil melakukan tindakan yang dikehendaki guru.

Kembali ke bagian awal, KLIK untuk membaca …

0 comments… add one

Tinggalkan Balasan

Essential SSL