Bangun Rapport Agar Tidak Direpotkan Oleh Siswa Anda

Sebagai seorang guru, pernahkah Anda mengamati secara saksama bagaimana perilaku siswa Anda saat mengikuti pembelajaran. Apakah seluruh siswa fokus memperhatikan presentasi Anda?

Atau Anda menemukan beberapa siswa yang perhatiannya justru tidak tertuju pada presentasi yang Anda lakukan?

Masalah kelas, yang ditandai dengan adanya kebosanan siswa, ketidakpedulian, tidak fokus dan lainnya sering terjadi karena siswa merasa tidak diperhatikan dalam pembelajaran.

Mereka melakukan tindakan untuk mendapatkan perhatian (dari guru atau dari siswa lain), atau mereka melakukan tindakan yang menurut mereka lebih menyenangkan atau membuatnya puas.

Jika dalam pembelajaran Anda mengalami masalah kelas misalnya siswa tidak memperhatikan presentasi Anda atau bahkan mengganggu siswa lain yang sedang memperhatikan presentasi Anda, maka Anda harus segera memperbaiki situasi tersebut.
Jika tidak, maka pembelajaran menjadi tidak efektif.

Dalam pembelajaran, guru membutuhkan perhatian penuh siswa karena guru ingin semua siswa berhasil dalam pembelajaran. Siswa yang tidak fokus pada apa yang diajarkan guru, kemungkinan besar tidak akan berhasil mencapai tujuan pembelajaran.

Sebab itu guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian siswa ketika mengajar, agar apa yang dilakukan tidak sia-sia (agar siswa berhasil mencapai tujuan pembelajaran).

Salah satu cara untuk menarik perhatian siswa adalah melibatkan mereka dalam pembelajaran. Siswa yang terlibat akan mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh, sehingga mereka akan mencapai hasil pembelajaran yang ditentukan secara optimal.

Menurut Dave Burgess, siswa yang terlibat jarang menimbulkan masalah pembelajaran. Perilaku menyimpang dalam pembelajaran biasanya ditandai dengan kebosanan, kebingungan, atau kurangnya koneksi terhadap materi yang sedang dibahas.

Jika seluruh siswa terlibat sejak awal dalam pembelajaran, maka pembelajaran akan mencapai hasil secara optimal.

Pentingnya Rapport

Menurut istilah NLP (Neuro Linguistic Programming), rapport merupakan suatu kondisi di mana komunikasi yang berlangsung sudah sangat baik sekali, sehingga memungkinkan terjadinya kerjasama antara kedua/banyak pihak.

Dalam Merriam-Webster Dictionary, rapport berarti ‘a friendly realtionship’, hubungan yang bersahabat atau hubungan persahabatan. Penjelasan lebih lanjut, rapport adalah hubungan yang ditandai dengan harmoni, kesesuaian, kesepakatan, atau afinitas.

Atas dasar uraian tersebut dapat dikatakan bahwa:

Rapport adalah hubungan dekat yang bermartabat, saling memahami posisi dan saling menghargai, saling menguatkan dan saling memberdayakan.

Menurut Dave Burgess, kemampuan guru untuk mengembangkan rapport sangat penting bagi keberhasilannya menghindari masalah di kelas. Menurut hemat penulis, dengan membangun rapport pembelajaran akan berjalan lancar dan efektif karena masalah-masalah kelas tidak terjadi.

Berikut adalah beberapa manfaat rapport: (1) Siswa siap bertindak, (2) Menghindari masalah, dan (3) Jika ada masalah dari siswa, segera dapat diatasi.

Cara Membangun Rapport

Menurut Dave Burgess, membangun rapport adalah segala sesuatu tentang berinteraksi dengan siswa sebagai sahabat, bukan sebagai bawahan.

Ada beberapa cara untuk membangun rapport (kedekatan hubungan dengan siswa), di antaranya adalah seperti tersebut di bawah ini:

  • Kenali siswa Anda sebanyak mungkin. Apa hobi mereka, bacaan apa yang sering dibaca, acara apa yang sering ditonton di tv, dll. ;
  • Mintalah siswa untuk menemukan hubungan antara materi Anda dengan budaya pop (lagu-lagu populer, bioskop);
  • Ajaklah siswa untuk bersama-sama membaca majalah, koran, atau menonton berita tv di dalam kelas; dan
  • Manfaatkan waktu informal Anda bersama siswa.
0 comments… add one

Tinggalkan Balasan

Essential SSL