Sebagai seorang guru, pernahkah Anda mengamati secara saksama bagaimana perilaku siswa Anda saat mengikuti pembelajaran. Apakah seluruh siswa fokus memperhatikan presentasi Anda?
Atau Anda menemukan beberapa siswa yang perhatiannya justru tidak tertuju pada presentasi yang Anda lakukan?
Mereka melakukan tindakan untuk mendapatkan perhatian (dari guru atau dari siswa lain), atau mereka melakukan tindakan yang menurut mereka lebih menyenangkan atau membuatnya puas.
Dalam pembelajaran, guru membutuhkan perhatian penuh siswa karena guru ingin semua siswa berhasil dalam pembelajaran. Siswa yang tidak fokus pada apa yang diajarkan guru, kemungkinan besar tidak akan berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
Sebab itu guru harus selalu berusaha untuk menarik perhatian siswa ketika mengajar, agar apa yang dilakukan tidak sia-sia (agar siswa berhasil mencapai tujuan pembelajaran).
Menurut Dave Burgess, siswa yang terlibat jarang menimbulkan masalah pembelajaran. Perilaku menyimpang dalam pembelajaran biasanya ditandai dengan kebosanan, kebingungan, atau kurangnya koneksi terhadap materi yang sedang dibahas.
Pentingnya Rapport
Menurut istilah NLP (Neuro Linguistic Programming), rapport merupakan suatu kondisi di mana komunikasi yang berlangsung sudah sangat baik sekali, sehingga memungkinkan terjadinya kerjasama antara kedua/banyak pihak.
Dalam Merriam-Webster Dictionary, rapport berarti ‘a friendly realtionship’, hubungan yang bersahabat atau hubungan persahabatan. Penjelasan lebih lanjut, rapport adalah hubungan yang ditandai dengan harmoni, kesesuaian, kesepakatan, atau afinitas.
Atas dasar uraian tersebut dapat dikatakan bahwa:
Menurut Dave Burgess, kemampuan guru untuk mengembangkan rapport sangat penting bagi keberhasilannya menghindari masalah di kelas. Menurut hemat penulis, dengan membangun rapport pembelajaran akan berjalan lancar dan efektif karena masalah-masalah kelas tidak terjadi.
Berikut adalah beberapa manfaat rapport: (1) Siswa siap bertindak, (2) Menghindari masalah, dan (3) Jika ada masalah dari siswa, segera dapat diatasi.
Cara Membangun Rapport
Menurut Dave Burgess, membangun rapport adalah segala sesuatu tentang berinteraksi dengan siswa sebagai sahabat, bukan sebagai bawahan.
Ada beberapa cara untuk membangun rapport (kedekatan hubungan dengan siswa), di antaranya adalah seperti tersebut di bawah ini:
- Kenali siswa Anda sebanyak mungkin. Apa hobi mereka, bacaan apa yang sering dibaca, acara apa yang sering ditonton di tv, dll. ;
- Mintalah siswa untuk menemukan hubungan antara materi Anda dengan budaya pop (lagu-lagu populer, bioskop);
- Ajaklah siswa untuk bersama-sama membaca majalah, koran, atau menonton berita tv di dalam kelas; dan
- Manfaatkan waktu informal Anda bersama siswa.