Satu lagi metode pembelajaran aktif yang kini semakin populer adalah pembelajaran interaktif. Pembelajaran jenis ini menitikberatkan pada pengalaman siswa (proses siswa mengalami) sesuatu dalam belajar.
Kita dahulu pernah mendengar istilah “Learning by doing” (belajar dengan melakukan).
Sebagai contoh, siswa harus menemukan rumus keliling persegi empat. Kepada siswa disampaikan konsep bahwa keliling persegi empat berarti siswa melakukan pengukuran dari satu titik ke titik lain di tepi bangun hingga kembali ke titik awal.
Misalnya bangunnya adalah lantai kelas yang berbentuk persegi panjang dengan titik-titik sudut ABCD.
Maka siswa harus melakukan pengukuran, berangkat dari titik A menuju titik B (panjang), kemudian dari titik B ke titik C (lebar), dilanjutkan dari titik C ke titik D (panjang), terus dari titik D kembali ke titik A (lebar).
Dari pengalaman mengukur bangun tersebut (mereka mengukur panjang, kemudian lebar, kemudian panjang, dan kemudian lebar), siswa akan menemukan bahwa mereka mengukur panjang sebanyak dua kali, dan mengukur lebar dua kali.
Sampai di sini, siswa akan menemukan bahwa keliling persegi panjang adalah panjang ditambah lebar ditambah panjang ditambah lebar.
Kalimat tersebut dapat disederhanakan menjadi dua kali panjang ditambah dua kali lebar (2 p + 2 l) atau panjang ditambah lebar kemudian hasilnya dikalikan dua (p + l) x 2.
Rumus tersebut (yang diperoleh melalui pengalaman menghitung sendiri), selanjutnya dapat digunakan oleh siswa untuk mengerjakan soal mencari keliling bangun persegi panjang.
Kapan pun siswa mendapat tugas untuk menghitung keliling bangun persegi panjang, mereka akan menggunakan rumus tersebut (tidak lagi menghitung secara manual) jika panjang dan lebar sudah diketahui, sehingga mereka bekerja lebih efektif.
Ingatan siswa menjadi lebih baik dengan cara melakukan!
Bagaimana Merancang Pembelajaran Yang Efektif
Untuk mendapatkan pembelajaran yang efektif, setidaknya harus terdapat dua unsur dalam pembelajaran. Kedua unsur dimaksud adalah kegembiraan dan keaktifan. Ya, dua unsur: kegembiraan dan keaktifan.
Siswa akan mengikuti proses pembelajaran secara bermalas-malasan, sehingga tidak akan mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Ini berarti pembelajaran menjadi tidak efektif.
Bagaimana caranya merancang pembelajaran yang menggembirakan sekaligus mengaktifkan? Gunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan dan tujuan yang diharapkan dicapai oleh siswa.
Ada banyak model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang terkenal adalah model pembelajaran kuantum.
Model pembelajaran kuantum memiliki enam langkah, yakni: penumbuhan minat, pemberian pengalaman, penamaan, demonstrasi penguasaan, pengulangan, dan perayaan hasil.
Dalam bahasa Inggris, langkah-langkah tersebut tersusun dalam Eel Dr C (Enrollment, Experience, Label, Demonstration, Review, Celebration), yang diindonesiakan menjadi TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, Rayakan).
Dengan model pembelajaran kuantum tersebut siswa mendapatkan kegembiraan (dimulai dari penubuhan minat untuk belajar dan perayaan atas keberhasilan belajar) dan keaktifan dalam belajar (mulai dari pengalaman, penamaan, demonstrasi dan pengulangan).
Simpulan
Pembelajaran yang efektif dapat diwujudkan dengan memasukan dua unsur dalam setiap pembelajaran, yakni adanya kegembiraan dan keaktifan dalam pembelajaran.
Guru dapat menyelenggarakan pembelajaran yang efektif tersebut, yang memasukkan unsur kegembiraan dan keaktifan dengan memilih model pembelajaran tertentu.
Ada banyak model pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran kuantum.
Guru dapat menentukan pilihan atas model-model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik subjek pembelajaran dan atau tujuan pembelajaran yang diinginkan dicapai oleh siswa.