Dua hal perlu mendapatkan perhatian dan perlu diusahakan untuk selalu ada dalam setiap kegiatan pembelajaran, jika diharapkan pembelajaran tersebut efektif. Kedua hal dimaksud adalah kegembiraan dan keaktifan.
Setiap siswa yang belajar di kelas harus merasakan kegembiraan dan melakukan kegiatan pembelajaran secara aktif jika diharapkan mereka berhasil dalam pembelajaran yang diikuti.
Tulisan ini akan membahas pentingnya kegembiraan dan keaktifan dalam pembelajaran untuk menghasilkan pembelajaran yang efektif.
Tulisan dikemas dalam urutan: pentingnya kegembiraan terhadap proses belajar siswa, pengaruh keaktifan dalam belajar, dan bagaimana merancang pembelajaran yang efektif.
Pentingnya Kegembiraan Terhadap Proses Belajar Siswa
Kegembiraan itu penting dalam setiap pembelajaran. Siswa akan belajar terbaik jika ia dalam keadaan gembira.
Dalam pengamatan sehari-hari, kita sering melihat bahwa siswa yang diajar dalam suasana belajar yang menyenangkan memiliki kemungkinan berhasil lebih besar daripada mereka yang diajar dalam situasi yang kaku, serius, dan tidak ada kegembiraan sama sekali di kelas tersebut.
Mengapa siswa yang bergembira lebih berhasil? Hal ini karena ketika siswa bergembira atau mendapatkan kesenangan dalam belajar, mereka memiliki energi yang lebih besar untuk belajar. Mereka lebih bersemangat.
Karena kegembiraan tersebut, siswa sering lupa waktu. Pembelajaran terasa berjalan begitu cepat, — tidak terasa, ternyata bel sebagai tanda akhir pembelajaran telah berbunyi. Ketahanan siswa untuk belajar menjadi lebih kuat.
Artinya, siswa yang diajar dalam suasana gembira bisa bertahan untuk tetap belajar dalam waktu yang relatif lebih lama jika dibandingkan dengan mereka yang diajar dalam suasana kaku tanpa kegembiraan.
Misalnya kita asumsikan bahwa seorang siswa memiliki kemampuan menghafal 10 benda dalam waktu lima menit. Apabila siswa tersebut mampu bertahan belajar selama satu jam, maka dia akan mampu menghafalkan 120 benda.
Berbeda dengan siswa yang bermalas-malasan dalam belajar, dalam waktu setengah jam mungkin ia sudah berhenti belajar, maka ia hanya berhasil menghafalkan 60 benda.
Pengaruh Keaktifan Dalam Proses Belajar
Keaktifan juga memegang peran penting dalam belajar. Siswa yang belajar secara aktif (melibatkan seluruh indera dengan kesadaran tinggi) akan berhasil mewujudkan tujuan belajar. Aktif dalam konteks ini meliputi keaktifan fisik dan keaktifan nonfisik (psikis).
Kita pernah mendengar istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), SAL (Student Active Learning), Active Learning, dan semacamnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa belajar aktif atau siswa belajar secara aktif sangat membantu keberhasilan belajar siswa.
Pertama-tama siswa membaca subjek pelajaran atau mendengar subjek pelajaran dibacakan atau dibicarakan, atau dijelaskan secara lisan. Jika dapat dicontohkan, maka penjelasan subjek pelajaran tersebut akan lebih baik.
Dengan melihat seseorang melakukan sesuatu, siswa akan dapat mengikuti dan sekaligus menirukannya. Cara ini menjadi jauh lebih baik dan lebih efektif jika dibandingkan dengan hanya mendengar atau membaca subjek pelajaran.
Selanjutnya, siswa harus dapat melakukannya sendiri tanpa lagi melihat contoh. Hal ini berarti siswa sudah dapat menguasai subjek pelajaran.
Untuk materi pelajaran yang bersifat pengetahuan teoritis, maka kegiatan melakukan ini dapat diganti dengan menceritakan kembali atau mengajarkan kembali kepada sesama teman.
Jika siswa sudah dapat menjelaskan atau mengajarkan kembali pengetahuan yang diperoleh saat belajar, itu berarti siswa sudah berhasil dalam belajar.