Keterlibatan siswa adalah sesuatu yang penting untuk mencapai keberhasilan pembelajaran. Melalui keterlibatan aktif, siswa dapat belajar secara benar dan efektif, serta mencapai hasil belajar yang optimal.
Sebab itu harus selalu diusahakan agar seluruh siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran sehingga mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.
Bagaimana mengetahui bahwa siswa benar-benar terlibat aktif dalam pembelajaran? Tulisan ini memberikan contoh ciri-ciri pembelajaran yang melibatkan seluruh siswa.
Mengenali Kurangnya Keterlibatan Siswa Dalam Pembelajaran
Adalah melalui keterlibatan aktif bahwa siswa belajar konten yang kompleks. Sebab itu semua kerangka kerja pembelajaran lainnya adalah dalam melayani keterlibatan siswa, mulai dari perencanaan dan persiapan, hingga pembentukan lingkungan belajar yang mendukung, termasuk pengelolaan kelas.
Ada juga, kurangnya keterlibatan menunjukkan bentuk yang lebih agresif, misalnya, mengganggu teman di sebelah, membuat gaduh kelas, dan aktivitas “tidak mendukung belajar” lainnya.
Tentu saja ada pengecualian, beberapa siswa melakukan pemikiran terbaik sambil memandang ke luar jendela, dan orang lain dapat bersikap seolah-olah benar-benar mendengarkan seorang guru padahal sebetulnya mereka memikirkan hal-hal lain.
Perencanaan Pembelajaran Yang Matang
Kualitas keterlibatan siswa merupakan hasil dari perencanaan yang matang untuk pengalaman belajar. Apabila sebuah pelajaran dirancang secara matang dan metode pembelajaran dan aktivitas siswa terstruktur untuk memaksimalkan belajar siswa, keterlibatan siswa akan terlihat jelas dan berkualitas di kelas.
Keterlibatan siswa tidak sama dengan “kesibukan” siswa dalam “melaksanakan tugas”. Siswa mungkin melengkapi lembar kerja yang menjadi tugasnya.
Tetapi jika lembar kerja tidak melibatkan mereka dalam belajar secara signifikan, mereka tidak berarti terlibat secara aktif dalam belajar. Aktivitas belaka, karenanya, tidak memadai untuk keterlibatan.
Aktivitas Kelas Yang Melibatkan Siswa Dalam Pembelajaran
Partisipasi sederhana juga tidak cukup memadai. Aktivitas harus mewakili belajar baru. Apa yang diminta dalam keterlibatan siswa adalah keterlibatan intelektual dengan konten atau kontruksi aktif untuk pemahaman.
Materi fisik (alat peraga atau media belajar) dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar. Banyak konsep matematika tingkat dasar, seperti nilai tempat, paling baik dijelaskan menggunakan dan dieksplorasi melalui representasi fisik. Ketika siswa menggunakan materi fisik, mereka cenderung terlibat aktif.
Yang dibutuhkan adalah keterlibatan mental, yang mungkin atau mungkin tidak melibatkan aktivitas fisik. Aktivitas langsung juga tidak cukup, tetapi harus pula dipikirkan. Pembelajaran yang berhasil mensyaratkan partisipasi aktif dan diinvestasikan oleh semua pihak.