Pada dua artikel sebelumnya kami telah membahas keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Dua artikel tersebut adalah: “Apakah Siswa Anda Benar-benar Terlibat Aktif Dalam Pembelajaran?” dan “Merancang Pembelajaran Yang Menjamin Keterlibatan Siswa”.
Buat Anda yang belum membaca kedua artikel tersebut, silakan baca terlebih dahulu karena hal itu akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang topik ini. Silakan klik kanan mouse dan pilih (klik kiri) buka di tab baru (open link in new tab). Nah, selanjutnya ikuti tulisan di bawah sesuai judul.
Jika dalam dua artikel sebelumnya kita membahas keterlibatan siswa dalam pembelajaran, maka pada tulisan ini kita akan membahas keterlibatan guru. Kita pertanyakan “Apakah guru juga benar-benar terlibat ketika mengajar di kelas?”
Berikut adalah beberapa contoh perilaku yang tidak menunjukkan keterlibatan penuh dalam pembelajaran:
- Guru main hp saat siswa mengerjakan tugas;
- Guru menjelaskan pelajaran sambil duduk, padahal dia mampu berdiri tegak;
- Guru meninggalkan kelas saat siswa melaksanakan tugas;
- Guru hanya fokus menerangkan pelajaran, dan tidak berusaha memperbaiki situasi kelas yang tidak kondusif untuk belajar;
- Ketika mengajar, guru tidak mengajak siswa untuk benar-benar terlibat aktif;
- Guru tidak risau ketika siswanya tidak berhasil;
- Guru membaca koran di kelas sementaranya siswanya mengerjakan tugas.
Kalau jawabannya “Ya”, maka kita harus segera memperbaiki diri agar pembelajaran yang kita kelola lebih berhasil.
Sebagaimana keterlibatan siswa menentukan keberhasilan mereka dalam belajar, maka keterlibatan guru pun menentukan keberhasilan pembelajaran siswa.
Misalnya, saat proses pembelajaran terdapat siswa yang melamun (tidak merespon dengan baik), sering memandang ke luar kelas atau mengganggu teman, maka guru yang benar-benar terlibat dalam pembelajaran segera tahu tentang situasi kelas tersebut dan dapat segera memperbaiki situasinya.
Umpamanya dengan mengubah gaya menerangkan, atau menegur siswa yang tidak fokus sehingga situasi segera dapat dikendalikan. Jika kesalahan-kesalahan kecil ini segera diatasi sejak dini, maka pembelajaran akan menjadi berkualitas, dan tentunya juga akan lebih berhasil.
Sebaliknya, guru yang tidak benar-benar terlibat dalam pembelajaran tidak akan tahu secara cepat andaikata terjadi salah kelola. Hal ini akan berdampak negatif pada pembelajaran itu sendiri.
Siswa yang tidak peduli pada pelajaran akan tetap merasa aman dan nyaman dan mengira bahwa tindakannya itu tidak salah sehingga kemungkinannya situasi seperti itu akan bertambah di hari-hari berikutnya, sehingga menjadikan pembelajaran tidak mencapai tujuan yang diharapkan.